Sabtu, 12 Desember 2009

Wisata Bumi Cekungan Bandung

Kesadaran masyarakat Bandung terutama generasi mudanya pada keadaan lingkungan sekitarnya semakin meningkat. Ditandai dengan tumbuh kembangnya berbagai komunitas yang memberi perhatian pada pelestarian sejarah, budaya, maupun lingkungan tempat hidup. Saat ini mereka banyak belajar dari para pakarnya, setiap akhir pekan ada yang menelusuri gedung-gedung tua, museum, dan tempat-tempat bersejarah, komunitas lainnya mempelajari lingkungan alam sekitar Bandung. Mudah-mudahan kelak ketika mereka menjadi pemangku kebijakan memperlakukan Bandung Raya lebih baik lagi.
Sudah banyak buku-buku panduan tentang Bandung dari segi sejarah, budaya, lingkungan, bahkan panduan belanja dan kuliner kota Bandung. Sebut saja misalnya Semerbak Bunga di Bandung Raya (1986) dan Jendela Bandung (2008). Pada Bulan Maret 2009 bertempat di Gedung Merdeka diluncurkan buku Wisata Bumi Cekungan Bandung. Seperti tercermin dari judul bukunya jangan harap ada panduan belanja fesyen dan kuliner di Bandung. Ini adalah sesuatu yang lain, geowisata atau wisata bumi.
Buku ini adalah panduan geowisata bentang alam di dan seputar Cekungan Bandung. Bandung di sini berarti Bandung Raya yang meliputi wilayah administratif Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat. Keterkaitan bangun alam di daerah-daerah tersebut tidak mengenal wilayah administratif, tetapi mempunyai sejarah geologi yang panjang meskipun relatif muda dibanding umur Bumi.
Dengan membaca buku ini kita dituntun membaca sejarah geologi lingkungan Bandung dari membaca bentang alam yang nampak sekarang. Buku diawali dengan pendahuluan sejarah singkat Cekungan Bandung, mengenai proses terbentuknya serta alam dan manusia yang mengisinya. Ketika buku ini saya perlihatkan kepada seorang sepuh Ua Bandung, beliau menangis setelah membaca fragmen Bujangga Manik menyusuri beberapa tempat di Jawa Barat dan perjalanan di kawasan Cekungan Bandung. Beliau katakan bahwa T. Bachtiar dan Budi Brahmantyo kasurupan Bujangga Manik. Dalam artian penghargaan kepada mereka berdua telah menulis fragmen Bujangga Manik. Rupanya Ua Bandung sedang meneliti Bujangga Manik apakah ada hubungannya dengan Prabu Limansenjaya yang dimakamkan di Cipancar-Limbangan. Bujangga Manik adalah tohaan (pangeran) dari Pakuan Pajajaran sekira akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16 yang melakukan perjalanan keliling P. Jawa dan juga singgah di Bali.
Setelah Bagian Pendahuluan terdapat sembilan panduan jalur wisata bumi yang disebut Geotrek. Masing-masing dirancang untuk sehari perjalanan bolak-balik dari Kota Bandung (one day excursion), meliputi daerah dalam semua arah mata angin dengan berkendaraan dan juga berjalan kaki. Gambaran dari geotrek-geotrek tersebut:
Geotrek 1:
Perjalanan di komplek Gunung Tangkuban Parahu. Gunung yang melegenda ini merupakan anak Gunung Sunda (terbangun 300.000 tahun lalu) dan cucunya G. Jayagiri atau Gunung Pra Sunda yang terbangun antara 560.000 – 500.000 tahun yang lalu. Legenda Sangkuriang erat dengan proses terjadinya G. Tangkuban Parahu, legenda ini paling tidak sudah dikenal pada akhir abad ke-15 dari lontar Bujangga Manik yang tersimpan di Inggris.

Geotrek 2:

Menyusuri Patahan Lembang dari G. Batu hingga G. Bukit Tunggul dan G. Palasari.

Geotrek 3:
Menyusuri Sungai Ci Kapundung dari hulu di G. Bukit Tunggul hingga bermuara di Sungai Ci Tarum.

Geotrek 4:
Perjalanan di Cekungan Bandung terutamma menyusuri garis pantai bekas danau sebelah utara.

Geotrek 5:
Perjalanan ke arah selatan dari Cekungan Bandung mulai dari G. Sadu (ada batu yang mempunyai gaya magnet yang kuat) hingga Situ Patengan bekas kaldera gunung api purba.

Geotrek 6:
Menyusuri pegunungan kapur antara Padalarang – Rajamandala, sebelah barat dari Cekungan Bandung. Topik penting di antaranya penemuan kerangka manusia purba di Gua Pawon yang berumur 9.500 tahun.

Geotrek 7:
Menyusuri daerah bekas danau Bandung sebelah barat (Danau Bandung kembar di timur dan barat terpisah oleh rangkaian gunung api tua) dan proses bobolnya tanggul di Pasir Kiara dan Puncak Larang.

Geotrek 8:
Menyusuri rangkaian bekas gunung tua mulai dari Pasir Salam hingga Gunung Halu yang menjadi pematang antara kedua Danau Bandung serta proses bobolnya danau di Curug Jompong.

Geotrek 9:
Perjalanan di bagian timur Cekungan Bandung mulai dari Jatinangor, Gunung Geulis, Cicalengka dan Kendan. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke arah selatan yaitu Argasari, Ci Santi (hulu S. Citarum), Perkebunan Teh Malabar, dan G. Puntang.
Sesungguhnya masih banyak trek-trek lain yang juga tak kalah menarik. Misalnya untuk Geotrek 9 terlalu panjang untuk dilakoni dalam sehari dan bisa dipecah menjadi dua untuk perjalanan di Cekungan Bandung sebelah timur (Geotrek 9) dan selatan (Geotrek 10). Di jalur timur kita tambahkan obyek sebelum Jatinangor misalnya Curug Ci Lengkrang dan Situs Batu Kuda di G. Manglayang. Kemudian di Cicalengka kita dapat mengunjungi Curug Ci Nulang.
Bagi yang terlewat mengumpulkan tulisan-tulisan dari T. Bachtiar dan Budi Brahmantyo di media cetak tentang Cekungan Bandung mungkin bisa menemukannya dalam buku ini. Memang tidak semuanya. Dengan gaya tulisan yang populer tidak sulit untuk dimengerti khalayak pembaca terutama pecinta Bandung. Buku ini dicetak dengan edili luks dan dilengkapi peta dan foto-foto berwarna menjadikan buku ini lebih hidup, warna-warni Cekungan Bandung. Saya kira dalam waktu dekat kota-kota lain akan membuat semacam buku geowisata seperti buku ini. Bandung tea atuh! Heueuh?

sumber: http://id.shvoong.com/books/travel-book-log/1935607-wisata-bumi-cekungan-bandung/

Selasa, 01 Desember 2009

Tips Menghadapi LONGSOR dan Ciri Daerah Rawan Longsor


Ciri Daerah Rawan Longsor
1. Daerah berbukit dengan kelerengan lebih dari 20 derajat
2. Lapisan tanah tebal di atas lereng
3. Sistem tata air dan tata guna lahan yang kurang baik
4. Lereng terbuka atau gundul
5. Terdapat retakan tapal kuda pada bagian atas tebing
6. Banyaknya mata air/rembesan air pada tebing disertai longsoran-longsoran kecil
7. Adanya aliran sungai di dasar lereng
8. Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau saranan lainnya.
9. Pemotongan tebing untuk pembangunan rumah atau jalan

Upaya mengurangi tanah longsor
1. Menutup retakan pada atas tebing dengan material lempung.
2. Menanami lereng dengan tanaman serta memperbaiki tata air dan guna lahan.
3. Waspada terhadap mata air/rembesan air pada lereng.
4. Waspada padsa saat curah hujan yang tinggi pada waktu yang lama

Yang dilakukan pada saat dan setelah longsor

1. Karena longsor terjadi pada saat yang mendadak, evakuasi penduduk segera setelah diketahui tanda-tanda tebing akan longsor.
2. Segera hubungi pihak terkait dan lakukan pemindahan korban dengan hati-hati.
3. Segera lakukan pemindahan penduduk ke tempat yang aman.

sumber: http://rovicky.wordpress.com/tips/

Proses pembentukan minyak bumi

Quantcast

cekungan-minyak.jpgSakjane sudah cukup lama saya ingin membuat dongeng proses terjadi atau terbentuknya minyak di bumi. Tapi karena ngga ada urgensinya ya akhirnya baru sekarang dongengan ini tertulis. Kalau tulisan ilmiahnya ya buanyak. Cuman sering menggunakan jargon dan istilah yang hanya dikenal sama dewa-dewa diatas sana :P

Teori Organis dan teori Anorganik

Teori proses pembentukan minyak yang dikenal hingga saat ini ada dua teori besar yaitu teori an-organik dan teori organik. Teori an-organik ini saat ini jarang dipakai dalam eksplorasi migas. Salah satu pengembang teori an organik ini adalah para penganut creationist – atau penganut azas penciptaan, itu tuh yang anti teori evolusi :) . Teori an-organic ini sering juga dikenal abiotik, atau abiogenic.

Dongeng kali ini hanya untuk teori organik saja.

Proses pembentukan minyakbumi berdasar teori organik

minyak-1.jpg

Mungkin ngga ada yang menyangka sebelumnya bahwa secara alami minyak bumi yang ada secara alami ini dibuat oleh alam ini bahan dasarnya dari ganggang. Ya, selain ganggang, biota-biota lain yang berupa daun-daunan juga dapat menjadi sumber minyak bumi. Tetapi ganggang merupakan biota terpenting dalam menghasilkan minyak. Namun dalam studi perminyakan (yang lanjut dan bikin mumet itu) diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan lebih banyak menghasilkan gas ketimbang menghasilkan minyak bumi. Hal ini disebabkan karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks.

minyak-2.jpg

Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan teredapkan di dasar cekungan sedimen. Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut maupun di sebuah danau. Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang air laut. Tentusaja batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Batuan yang mengandung banyak karbonnya ini yang disebut Source Rock (batuan Induk) yang kaya mengandung unsur Carbon (high TOC-Total Organic Carbon).

Proses pembentukan carbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gasbumi. Kalau saja carbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai carbon yang tidak mungkin dimasak.

minyak-3.jpg

Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus menerus. Kalau saja daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain diatasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Tentusaja kita tahu bahwa semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, akan bertambah suhunya. Ingat ada gradien geothermal ? (lihat penjelasan tentang pematangan dibawah).

Reservoir (batuan Sarang)

Ketika proses penimbunan ini berlangsung tentusaja banyak jenis batuan yang menimbunnya. Salah satu batuan yang nantinya akan menjadi batuan reservoir atau batuan sarang. Pada prinsipnya segala jenis batuan dapat menjadi batuan sarang, yang penting ada ruang pori-pori didalamnya. Batuan sarang ini dapat berupa batupasir, batugamping bahkan batuan volkanik.

Proses migrasi dan pemerangkapan

minyak-41.jpg

Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentusaja berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyakbumi yang mentah ciri fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat-jenis dan kekentalan. Ya, walaupun kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyakbumi ini lebih kecil. Sehingga harus mengikuti hukum Archimides. Inget kan si jenius yang menurut hikayat lari telanjang ? Sambil berteriak, “Eureka .. eureka !!”. Demikianlah juga dengan minyak yang memiliki BJ lebih rendah dari air ini akhirnya akan cenderung ber”migrasi” keatas.

Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap atau lebih sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap).

Proses pematangan batuan induk (Source rock)

oil-generation.jpg

Untuk sedikit lebih canggih dalam memahami proses pembentukan migas, dongeng berikut ini menjelaskan hanya masalah pematangannya.

Seperti disebutkan diatas bahwa pematangan source rock (batuan induk) ini karena adanya proses pemanasan. Juga diketahui semakin dalam batuan induk akan semakin panas dan akhirnya menghasilkan minyak. Tentunya ada donk hubungan antara kedalaman dengan pematangan ? Ya tentusaja.

Proses pemasakan ini tergantung suhunya dan karena suhu ini tergantung dari besarnya gradien geothermalnya maka setiap daerah tidak sama tingkat kematangannya.

Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien geothermalnya rendah, sedangkan daerah yang panas memiliki gradien geothermal tinggi.


Dalam gambar diatas ini terlihat bahwa minyak terbentuk pada suhu antara 50-180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapai 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas!

sumber: http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-bumi/

Jumat, 27 November 2009

Lumpur Lapindo

Dari Pak Awang IAGI-net: Berdasarkan data biostrat terbaru sumur Banjar Panji-1, formasi batuan di kedalaman 6000-9000 ft yang dicurigai sebagai asal lumpur dan dari diskusi2 di berbagai milis disebut sebagai Formasi Kalibeng, ternyata masih berumur Pucangan (Plistosen Bawah). Suatu penemuan yang mengejutkan !

Apakah berubah ? Ataukah dahulu keliru ? Bisa keduanya, namun saya yakin bahwa keduanya benar namun yg diatas sudah tertutup (sudah colapse, lihat mekanisme dibawah).
Mengapa debit lumpur ini membesar ?

penampang-lubang.jpglubang3d.jpgDalam perminyakan seringkali dibuat lubang sumur yang memiliki bidang terbuka di dalam batuan reservoir lebih besar. Hal ini disebabkan karena akan memperbesar jumlah debit fluida yang akan diproduksi. Salah satu cara termudah adalah dengan membor miring atau bahkan horizontal. Dalam kasus sumur BPJ-1 Lubang tempat keluarnya lumpur ini diperkirakan pada kedalaman 6000-9000 ft (seperti yg ditulis Pak Awang HS diatas). Saat ini lubang tempat keluarnya lumpur tentunya sudah membesar, sehingga debitnya menjadi sangat besar.

Selain itu, saat ini geometri bawah permukaan dari lubang tempat keluarnya lumpur ini sulit diketahui. Sangat mungkin berupa bidang sesar (patahan) yang sudah ada sejak awal. Sehingga sumber fluid ini sudah berupa bidang yg luas dan menghasilkan debit yanglebih besar.

Mengapa kita sudah harus mengungsikan penduduk lagi ?

Saat ini debit lumpur sudah sangat meningkat. Mekanismenya seperti yg ditulis diatas itu. Nah ada kecenderungan debit ini akan semakin meningkat karena lubang dibawah semakin besar karena ada solid 30% yg ikut terangkut keatas. Sehingga dibawah sana ada lubang yang cukup besar yg menyebabkan produksi lumpur semakin besar.

Pengumpulan lumpur dengan menggunakan kolam (pond) sudah semakin tak terkendali hal ini disebabkan debit pemasukan yg tidak dapat ditampung oleh pond, mengapa tidak meninggikan tanggul ?

tanggul Disebelah ini penampang tanggul yg dibuat di Daerah Siring dan sekitarnya. Saya menggambarkan secara sederhana, ini juga bukan konstruksi aslinya, namun akan dengan mudah dimengerti mengapa ketinggian tanggul sudah mungkin maksimum (mungkin loh ya).
Apa gejalanya ? Kebocoran !
Kebocoran tanggul ini disebabkan karena tanggul dibuat secara mendadak karena faktor darurat sehingga pembuatannya tidak mungkin mengikuti pembuatan tanggul yg dibuat dalam kondisi normal. Lah ya wajar ta, siapa sih menyangka bakalan akan berkepanjangan seperti ini. Jadi dibuat mendadak bukanlah kesalahan, tetapi memang sulit mengantisipasi sebuah bencana sbesar ini.

Dalam kondisi normal tanggu akan dibuat dengan fondasi keras (basement) yang ditanam. Namun kalau melihat tanggul yg telah dibuat di Sidoarjo ini, sangat mungkin ada titik-titik lemah dimana tanggul dibangun diatas tanah keras (kedap air), yang merupakan bidang batas dibawah dan tempat terlemah. Tanah dasar ini tentunya tidak” mengikat” tanggul. Sangat mungkin beberapa hanya berdiri diatas jalan aspal atau pengerasan jalan perumahan. Dengan demikian akan ada tinggi maksimum (H Max) yang dapat ditahan oleh bidang batas bawah yg kritis ini. Kebocoran dasar tanggul ini merupakan tanda-tanda ketinggian maksimum yang dapat ditahan oleh bendungan (tanggul). Jadi meninggikan tangul sama sekali tidak menolong menahan volume lumpur, tetapi malah membahayakan, kan ?

Selain itu semakin tinggi tanggul maka akan semakin tinggi risiko yg ada, karena kalau tanggul jebol tentunya akan lebih banyak menelan korban. Dengan demikian pengungsian yg barusaja dilakukan minggu kemarin maka cara itu memang mudah dimengerti karenanya.

Apakah banjir lumpur ini bisa berhenti ?
porong-1.jpgDi daerah lokasi sumur Porong-1 (lokasi Porong ini 7 Km sebelah timur dari sumur BPJ-1) dibagian atas dijumpai kenampakan “paleo collapse”. Kenampakan ini diduga akibat adanya luapan lumpur pada jaman dahuluuu sekali. Ya di sumur porong-1 yg terlihat pada gambar` itu terlihat adanya paleo collapse itu. Ini memeperlihatkan ke kita bahwa jaman dahulu lumpur yg keluar dari perut bumi yg mirip dengan BPJ-1 ini pernah terjadi secara alamiah. Dan akhirnya berhenti.

Looh jadi banjir lumpur ini bisa berhenti ? Iya bisa donk …
collapsebpj.jpgBagaimana mekanismenya ?

Ketika lumpur ini keluar maka juga mengandung solid atau material padatan berupa tanah lempung yg ikut “terproduksi”. Disebutkan bahwa terdapat 70% air dan 30% solid.

Material padatan ini sebagai penyusun utama dari lapisan ini yg diperkirakan saat ini dari kedalaman 6000-9000 ft (kira-kira 3-4.5 Km). Sebelumnya diperkirakan dari kedalaman 2000-6000 ft. Ada kemungkinan bahwa material yg diatas sudah mengalami collapse (runtuh) dan tertutup. Material yg tadinya dari bawah “berpindah” keatas permukaan. Jadi secara menyeluruh bisa jadi seolah-olah tidak terjadi penurunan permukaan, hanya terjadi perpindahan material dari bawah keatas.
Dari pengalaman yg pernah terjadi di lokasi sumur Porong-1 (7Km dari BPJ-1) maka efek collapse diperkirakan sekitar radius 3-5 Km dengan kedalaman sekitar 100-200 meter. Ini “collapse feature” karena alamiah dan dibiarkan secara alamiah menutup dan berhenti dengan sendirinya. tentunya dengan ’sentuhan engineering’ mungkin akan sedikit berbeda. kalau dilihat dari debit yang ada (>50 000 m kubik perhari) maka diperkirakan memakan waktu puluhan bahkan ratusan tahun. Secara geologi ini sangat masuk akal, tetapi mausia tidak mungkin menunggu selama itu. Manusia harus berusaha dengan olah engineeringnya untuk memperkecil dampak terhadap kehidupannya.

Membebaskan atau mengawasi luas daerah sesuai dengan yg “pernah” terjadi dimasa lampau di lokasi sumur Porong-1 (7 Km dr BPJ-1), mungkin perlu diantisipasi. Monitoring elevasi sudah dilakukan oleh team ITS, daerah cakupan ini perlu diteruskan seluas radius yg diperkirakan mengalami penurunan.
Apakah lumpur ini bisa dibuang ke laut atau sungai ?

Air yg keluar dari perutbumi semua berasal dari permukaan juga, inget siklus air kan ? Itu pelajaran SD, kalau lupa ya buka-buka buku anak klas 4 atau 5 SD tentunya ada siklus air ini, kan. Namun selalu saja ada pencemaran yg terjadi karena faktor alam. Pencemaran karena kandungan-kandungan kimiawi dalam tanah, juga harus diinget bahwa endapat yg keluar itu endapan pantai atau delta, sehingga aslinya airnya berupa air asin. Dan air asin ini mungkin sekali terjebak ketika pengendapan. Dengan demikian diperlukan treatment dahulu sebelum dibuang ke sungai (bila air tawar) atau ke laut (bila air asin). Nah secara sederhana treatment lumpur ini (inget ini hanya secara sederhana) digambarkan sebagai berikut.

treatment.gif Lumpur yang keluar dari lubang di tampung untuk diendapkan padatan (solid material)-nya. Tentunya akan lebih bagus kalau digalakkan penelitian pemanfaatan lumpur ini sehingga kita tidak memerlukan kolam (pond) yg banyak utk menampungnya.

Sebelum dibuang atau dialirkan ke sungai atau laut perlu dilihat apakah air ini cukup “aman” salah satu cara ya disebari saja dengan enceng gondok.

Masihkah drilling relief well tetap diperlukan ?

Melihat debit lumpur yang semakin besar ini maka usaha apapun perlu dilakukan. Namun saat ini tentunya sudah tidak mudah lagi. Kondisi bawah permukaan sudah tidak sesederhana menghadapi satu lubang sumur. Bisa jadi sumber dibawah sana berupa bidang rekahan (patahan) yang membelah batuan. Sehingga diperlukan analisa geometri tempat dan jalan keluarnya lumpur ini. Jika terjadi kesalahan juga akan menyebabkan keluarnya lumpur dari lubang yang lain. Dengan adanya kemungkinan hal ini, maka drilling /pengeboran relief well harus dilakukan dengan ekstra hati-hati.
Jadi kita masih harus sabar menghadapi luapan lumpur ini.

Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa

Unduh buku pedomanGempa bukan bencana yang mematikan, bangunan yang buruklah yang membunuh manusia.

“Earthquake did not kill people, the bad building did it”.

Selepas gempa biasanya manusia baru sadar akan konstruksi bangunan. Gempa bukan hanya sekedar bencana namun juga “wake-up call“, alarm yang menyadarkan. Pengingat akan bahaya, pengingat kematian, kepedulian, dan juga pengingat akan keberadaan dan kebesaran Tuhan.

Sebenernya seperti apa sih bangunan-bangunan tahan gempa itu ? Dibawah ini sebagian sari dari “Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa, Dilengkapi dengan, Metode dan Cara Perbaikan Konstruksi“.

Buku pedoman yang dibuat oleh Ditjen Cipta Karya ini diluncurkan tahun 2006. Pada tahap perencanaan bangunanPerencanaan bangunan rumah dan bangunan gedung yang dimuat dalam pedoman teknis ini mempertimbangkan:

  • a. Kondisi alam (termasuk keadaan geologi dan geofisik yang digambarkan oleh peta gempa, kondisi teknik, dan keadaan ekonomi pada suatu daerah dimana bangunan gedung dan rumah ini akan dibangun,
  • b. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang terkait dengan perencanaan struktur bangunan rumah dan gedung, seperti SNI-SNI yang tercantum dalam butir 1.2 Acuan Normatif dari pedoman teknis ini.
  • c. Kerusakan-kerusakan akibat gempa bumi yang pernah terjadi pada rumah dan gedung dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Indonesia.
  • d. Sistem struktur untuk bangunan gedung dan rumah tinggal pada umumnya hanya mengunakan dua macam sistem struktur, yaitu:
    • 1) Struktur dinding pemikul;
    • 2) Struktur rangka pemikul yang terdiri dari struktur rangka sederhana dengan dinding pengisi untuk menahan beban lateral (beban gempa) secara bersama-sama, dan struktur rangka balok dan kolom kaku untuk menahan beban lateral (dinding pengisi tidak diperhitungkan memikul beban).
Percepatan batuan dasar 500 tahunan

Percepatan batuan dasar 500 tahunan

microzonation-and-faultsrev2.jpg

.

Peta yang sudah ada saat ini memang masih merupakan peta skala besar yang bukan merupakan peta untuk kebutuhan tehnis konstruksi. Tentusaja ini perlu diupdate, diperbaharui serta dibuat dalam skala kecil sehingga lebih detail dan sesuai untuk kebutuhan konstruksi. Misalnya peta kerentanan gempa yang dibuat oleh jurusan T Geologi UGM yang ada di sebelah.

Saat ini belum banyak studi atau pemetaan kerentanan batuan dasar terhadap gempa. Badan Geologi (dulu P3G) sebenarnya telah memetakan peta geologi hampir seluruh Indonesia secara detil. Sekarang saatnya mengembangkan peta-peta itu menjadi peta yang lebih aplikatif seperti peta yang dibuat oleh T Geologi UGM itu. Selian itu perlu juga diketahui bahwa kondisi geolog-geofisik diatas perlu juga selalu di”update” (diperbaharui) karena daerah yang baru saja mengalami gempa memerlukan kajian ulang kerentanannya.

Buku Panduan : Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa

Buku yang dibuat oleh Ditjen Cipta Karya ini memuat bagaimana membuat bangunan rumah tinggal yang sederhana mulai dari fondasi yang kuat, konstruksi tulangan, serta bagaimana mengevaluasi serta restorasi (perbaikan) bangunan yang terkena gempa.

Salah satu contoh isi detil pedoman ini antara lain :

Fondasi

pondasi-1Sangat sederhana membuat fondasi rumah, namun fondasi yang kuat memerlukan pengetahuan yang cukup sehingga fondasi bangunan yang baik haruslah kokoh menyokong beban dan tahan terhadap perubahan termasuk getaran.

Penempatan fondasi juga perlu diperhatikan kondisi batuan dasarnya.Pada dasarnya fondasi yang baik adalah seimbang atau simetris. Baik konstruksi maupun kekuatan pendukungnya. Gambar disebelah kanan ini menunjukkan fondasi yang kurang baik. Lebih baik membuat rata bagian dasar peletak fondasi sebelum membuat fondasi itu sendiri.

pondasi-2

rumah-1

.

Tinggi Bangunan sangat tergantung dari tulangan kosntruksi. Tidak hanya fondasi sajaDemikian juga tinggi bangunan. Bangunan bertingkat tidak hanya tergantung dari fondasinya namun struktur tulangan juga sangat mempengaruhi ketinggian bangunan. Pemaksaan bangunan tentusaja akan sangat membahayakan konstruksi serta tentusaja membahayakan penghuni.

rumah-2

Detail konstruksi juga tersedia dalam buku ini. Misalnya sambungan antar bagian konstruksi (kolom dengan fondasi) yang sangat rawan terhadap getaran atau goyangan gempa.

Detail konstruksi tiang dan fondasi

Juga dalam buku ini terdapat cara memperkuat atau memperbaiki bangunan yang rusak akibat gempa.

Unduh buku pedoman

Unduh buku pedoman (5 MB)

Naah, Buku Panduan lengkapnya dapat diunduh disini :

Ditjen-Cipta-Karya-DPU-2006_Pedoman-Teknis-Rumah-Bangunan-Tahan-Gempa

=== Lapiran (contoh diskripsi kerusakan bangunan akibat gempa ===

Selain detail konstruksi, buku panduan ini juga memuat bagaimana mengidentifikasi kerusakan bangunan akibat gempa diantaranya :

Kategori Kerusakan

4.1.1 Kerusakan Ringan Non-Struktur

Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan nonstruktur apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :

  • a. retak halus (lebar celah lebih kecil dari 0,075 cm) pada plesteran
  • b. serpihan plesteran berjatuhan
  • c. mencakup luas yang terbatas

Tindakan yang perlu dilakukan adalah perbaikan (repair) secara arsitektur tanpa mengosongkan bangunan.

4.1.2 Kerusakan Ringan Struktur

Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat ringan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut : :

  • a. retak kecil (lebar celah antara 0,075 hingga 0,6 cm) pada dinding.
  • b. plester berjatuhan.
  • c. mencakup luas yang besar.
  • d. kerusakan bagian-bagian nonstruktur seperti cerobong, lisplang, dsb.
  • e. kemampuan struktur untuk memikul beban tidak banyak berkurang.
  • f. Laik fungsi/huni

Tindakan yang perlu dilakukan adalah perbaikan (repair) yang bersifat arsitektur agar daya tahan bangunan tetap terpelihara. Perbaikan dengan kerusakan ringan pada struktur dapat dilakukan tanpa mengosongkan bangunan.

4.1.3 Kerusakan Struktur Tingkat Sedang

Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat sedang apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :

  • a. retak besar (lebar celah lebih besar dari 0,6 cm) pada dinding;
  • b. retak menyebar luas di banyak tempat, seperti pada dinding pemikul beban, kolom; cerobong miring; dan runtuh;
  • c. kemampuan struktur untuk memikul beban sudah berkurang sebagian;
  • d. laik fungsi/huni.

Tindakan yang perlu dilakukan adalah :

  • a. restorasi bagian struktur dan perkuatan (strenghtening) untuk menahan beban gempa;
  • b. perbaikan (repair) secara arsitektur;
  • c. bangunan dikosongkan dan dapat dihuni kembali setelah proses restorasi selesai.

4.1.4 Kerusakan Struktur Tingkat Berat

Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat berat apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :

  • a. dinding pemikul beban terbelah dan runtuh;
  • b. bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur pengikat;
  • c. kira-kira 50% elemen utama mengalami kerusakan;
  • d. tidak laik fungsi/huni.

Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkan bangunan. Atau dilakukan restorasi dan perkuatan secara menyeluruh sebelum bangunan dihuni kembali. Dalam kondisi kerusakan seperti ini, bangunan menjadi sangat berbahaya sehingga harus dikosongkan

4.1.5 Kerusakan Total

Suatu bangunan dikategorikan sebagai rusak total / roboh apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :

  • a. Bangunan roboh seluruhnya ( > 65%)
  • b. Sebagian besar komponen utama struktur rusak
  • c. Tidak laik fungsi/ huni

Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkan bangunan, membersihkan lokasi, dan mendirikan bangunan baru.

sumber: http://rovicky.wordpress.com/2009/09/09/pedoman-teknis-rumah-dan-bangunan-gedung-tahan-gempa/

Benua Geologi, Benua Sejarah, dan Benua Khayalan,

Ada banyak benua yang dikenal hingga saat ini juga ada beberapa tipe atau jenis benua yang sudah dikenal.

Ada benua yang memang saat ini ada dan bener-bener ada, dan ada yang adanya dimasa lalu karena proses pergerakan kerak-kerak benua ini, juga ada yang saat ini hanya tinggal sebagai sejarah. Termasuk juga benua-benua mitos dan ada dalam khalayan saja. Diataranya …. benua ATLANTIS !

Sangat menarik mengetahui benua-benua ini, baik untuk pelajaran geografi, sejarah, bahkan untuk dongengan

Benua-benua di dunia

Model benua, ada 4 hingga 7 benua.

Benua atau continent adalah daratan yang sangat luas. Seringkali satu daratan luas disebut sebagai benua karena memiliki ciri khusus. Karena perbedaan ciri-ciri ini baik secara geografi dan geologi, maka pembagian benua di dunia ini ada yang menyebutkan 4 benua ada yang menyebutkan 7 benua.

Benua-benua yang ada saat inipun jumlahnya bisa berbeda-beda tergantung mana-mana saja yang dikelompokkan.

Superbenua Geologi
  • Gondwana
  • Laurasia
  • Pangaea
  • Pannotia
  • Rodinia
  • Columbia
  • Kenorland
  • Nena
  • Ur
  • Vaalbara
Benua Sejarah
  • Arctica
  • Asiamerica
  • Atlantica
  • Avalonia
  • Baltica
  • Cimmeria
  • Congo craton
  • Euramerica
  • Kalaharia
  • Kazakhstania
  • Laurentia
  • Siberia
  • South China
  • Ur
Benua yang tenggelam
  • Kerguelen Plateau
  • Zealandia
Superbenua masa depan
  • Pangaea Ultima
  • Amasia
Benua mistis atau Benua teoritis
  • Atlantis
  • Lemuria
  • Meropis
  • Mu
  • Terra Australis

Benua geologi

Pangea BenuaSuper yg ada 225 tahun yang lalu.

Pangea

Benuasuper Pangea merupakan benua tua yang ada pada 225 juta tahun lalu. Benua Pangea ini merupakan hasil rekonstruksi benua-benua yang ada saat ini yang dikembalikan menjadi satu superbenua yang terdiri atas kerak-kerak benua.

Pangaea atau Pangea (pan berarti keseluruhan, seluruh dan gaia berarti Bumi dalam Bahasa Yunani Kuno) adalah Superbenua yang sangat besar pada zaman Paleozoikum dan Mesozoikum sekitar 250-225 juta tahun yang lalu, sebelum akhirnya terbelah atau terpecah menjadi beberapa potong benua atau lempeng lalu menyebar ke seluruh permukaan bumi.

Supercontinent Pangea terpecah menjadi dua menjadi Gondwana dan Laurasia.

Banyak teori yang menjelaskan “berkumpulnya” kembali benua-benua ini setelah sebelumnya terapung-apung.

Teori lempeng tektonik ini juga mengenal semacam siklus pergerakan benua-benua ini yang terpisah-berkumpul-terpisah … yang terjadi berulang-ulang.

Gondwana dan Laurasia

Gondwana dan Laurasia

Benua dalam geologi yang paling sering dikenal adalah Gondwana dan Lurasia. Gondwana Supercontinent mulai terpecah pecah pada masa Jura (Jurassic) (sekitar 160 juta tahun yang lampau), diawali dengan benua Afrika terpisah menuju arah utara secara perlahan.

Kemudian blok daratan besar, yang saat ini dikenal sebagai anak benua India, memisahkan diri dari supercontinent pada masa Kapur (Cretaceous) awal sekitar 125 juta tahun yang lampau. Daratan berikut yang memisahkan diri adalah yang dikenal sekarang sebagai Selandia Baru, pada masa sekitar 80 juta tahun yang lampau; diikuti daratan benua Australia dan pulau Irian bergerak menuju arah utara sekitar 55 juta tahun yang lampau.

Selain benua-benua diatas dalam ilmu geologi juga dikenal benua benua lain seperti

Benua-benua geologi diatas merupakan benua-benua yang direkonstruksi berdasarkan ilmu tektonik. Kerak-kerak benua ini dikembalikan ke asalnya sebelum mulai “mengembara” pada kala berikutnya. Lihat rekonstruksi benua-benua ini di gambar paling atas.

Selanjutnya tunggu saja kisah benua sejarah dan juga benua mitos termasuk Atlantis.

sumber: http://rovicky.wordpress.com/2009/11/27/benua-geologi-benua-sejarah-benua-khayalan/

Senin, 23 November 2009

introduction

pengenalan


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by ArchitecturesDesign.Com Beautiful Architecture Homes