Jumat, 27 November 2009

Lumpur Lapindo

Dari Pak Awang IAGI-net: Berdasarkan data biostrat terbaru sumur Banjar Panji-1, formasi batuan di kedalaman 6000-9000 ft yang dicurigai sebagai asal lumpur dan dari diskusi2 di berbagai milis disebut sebagai Formasi Kalibeng, ternyata masih berumur Pucangan (Plistosen Bawah). Suatu penemuan yang mengejutkan !

Apakah berubah ? Ataukah dahulu keliru ? Bisa keduanya, namun saya yakin bahwa keduanya benar namun yg diatas sudah tertutup (sudah colapse, lihat mekanisme dibawah).
Mengapa debit lumpur ini membesar ?

penampang-lubang.jpglubang3d.jpgDalam perminyakan seringkali dibuat lubang sumur yang memiliki bidang terbuka di dalam batuan reservoir lebih besar. Hal ini disebabkan karena akan memperbesar jumlah debit fluida yang akan diproduksi. Salah satu cara termudah adalah dengan membor miring atau bahkan horizontal. Dalam kasus sumur BPJ-1 Lubang tempat keluarnya lumpur ini diperkirakan pada kedalaman 6000-9000 ft (seperti yg ditulis Pak Awang HS diatas). Saat ini lubang tempat keluarnya lumpur tentunya sudah membesar, sehingga debitnya menjadi sangat besar.

Selain itu, saat ini geometri bawah permukaan dari lubang tempat keluarnya lumpur ini sulit diketahui. Sangat mungkin berupa bidang sesar (patahan) yang sudah ada sejak awal. Sehingga sumber fluid ini sudah berupa bidang yg luas dan menghasilkan debit yanglebih besar.

Mengapa kita sudah harus mengungsikan penduduk lagi ?

Saat ini debit lumpur sudah sangat meningkat. Mekanismenya seperti yg ditulis diatas itu. Nah ada kecenderungan debit ini akan semakin meningkat karena lubang dibawah semakin besar karena ada solid 30% yg ikut terangkut keatas. Sehingga dibawah sana ada lubang yang cukup besar yg menyebabkan produksi lumpur semakin besar.

Pengumpulan lumpur dengan menggunakan kolam (pond) sudah semakin tak terkendali hal ini disebabkan debit pemasukan yg tidak dapat ditampung oleh pond, mengapa tidak meninggikan tanggul ?

tanggul Disebelah ini penampang tanggul yg dibuat di Daerah Siring dan sekitarnya. Saya menggambarkan secara sederhana, ini juga bukan konstruksi aslinya, namun akan dengan mudah dimengerti mengapa ketinggian tanggul sudah mungkin maksimum (mungkin loh ya).
Apa gejalanya ? Kebocoran !
Kebocoran tanggul ini disebabkan karena tanggul dibuat secara mendadak karena faktor darurat sehingga pembuatannya tidak mungkin mengikuti pembuatan tanggul yg dibuat dalam kondisi normal. Lah ya wajar ta, siapa sih menyangka bakalan akan berkepanjangan seperti ini. Jadi dibuat mendadak bukanlah kesalahan, tetapi memang sulit mengantisipasi sebuah bencana sbesar ini.

Dalam kondisi normal tanggu akan dibuat dengan fondasi keras (basement) yang ditanam. Namun kalau melihat tanggul yg telah dibuat di Sidoarjo ini, sangat mungkin ada titik-titik lemah dimana tanggul dibangun diatas tanah keras (kedap air), yang merupakan bidang batas dibawah dan tempat terlemah. Tanah dasar ini tentunya tidak” mengikat” tanggul. Sangat mungkin beberapa hanya berdiri diatas jalan aspal atau pengerasan jalan perumahan. Dengan demikian akan ada tinggi maksimum (H Max) yang dapat ditahan oleh bidang batas bawah yg kritis ini. Kebocoran dasar tanggul ini merupakan tanda-tanda ketinggian maksimum yang dapat ditahan oleh bendungan (tanggul). Jadi meninggikan tangul sama sekali tidak menolong menahan volume lumpur, tetapi malah membahayakan, kan ?

Selain itu semakin tinggi tanggul maka akan semakin tinggi risiko yg ada, karena kalau tanggul jebol tentunya akan lebih banyak menelan korban. Dengan demikian pengungsian yg barusaja dilakukan minggu kemarin maka cara itu memang mudah dimengerti karenanya.

Apakah banjir lumpur ini bisa berhenti ?
porong-1.jpgDi daerah lokasi sumur Porong-1 (lokasi Porong ini 7 Km sebelah timur dari sumur BPJ-1) dibagian atas dijumpai kenampakan “paleo collapse”. Kenampakan ini diduga akibat adanya luapan lumpur pada jaman dahuluuu sekali. Ya di sumur porong-1 yg terlihat pada gambar` itu terlihat adanya paleo collapse itu. Ini memeperlihatkan ke kita bahwa jaman dahulu lumpur yg keluar dari perut bumi yg mirip dengan BPJ-1 ini pernah terjadi secara alamiah. Dan akhirnya berhenti.

Looh jadi banjir lumpur ini bisa berhenti ? Iya bisa donk …
collapsebpj.jpgBagaimana mekanismenya ?

Ketika lumpur ini keluar maka juga mengandung solid atau material padatan berupa tanah lempung yg ikut “terproduksi”. Disebutkan bahwa terdapat 70% air dan 30% solid.

Material padatan ini sebagai penyusun utama dari lapisan ini yg diperkirakan saat ini dari kedalaman 6000-9000 ft (kira-kira 3-4.5 Km). Sebelumnya diperkirakan dari kedalaman 2000-6000 ft. Ada kemungkinan bahwa material yg diatas sudah mengalami collapse (runtuh) dan tertutup. Material yg tadinya dari bawah “berpindah” keatas permukaan. Jadi secara menyeluruh bisa jadi seolah-olah tidak terjadi penurunan permukaan, hanya terjadi perpindahan material dari bawah keatas.
Dari pengalaman yg pernah terjadi di lokasi sumur Porong-1 (7Km dari BPJ-1) maka efek collapse diperkirakan sekitar radius 3-5 Km dengan kedalaman sekitar 100-200 meter. Ini “collapse feature” karena alamiah dan dibiarkan secara alamiah menutup dan berhenti dengan sendirinya. tentunya dengan ’sentuhan engineering’ mungkin akan sedikit berbeda. kalau dilihat dari debit yang ada (>50 000 m kubik perhari) maka diperkirakan memakan waktu puluhan bahkan ratusan tahun. Secara geologi ini sangat masuk akal, tetapi mausia tidak mungkin menunggu selama itu. Manusia harus berusaha dengan olah engineeringnya untuk memperkecil dampak terhadap kehidupannya.

Membebaskan atau mengawasi luas daerah sesuai dengan yg “pernah” terjadi dimasa lampau di lokasi sumur Porong-1 (7 Km dr BPJ-1), mungkin perlu diantisipasi. Monitoring elevasi sudah dilakukan oleh team ITS, daerah cakupan ini perlu diteruskan seluas radius yg diperkirakan mengalami penurunan.
Apakah lumpur ini bisa dibuang ke laut atau sungai ?

Air yg keluar dari perutbumi semua berasal dari permukaan juga, inget siklus air kan ? Itu pelajaran SD, kalau lupa ya buka-buka buku anak klas 4 atau 5 SD tentunya ada siklus air ini, kan. Namun selalu saja ada pencemaran yg terjadi karena faktor alam. Pencemaran karena kandungan-kandungan kimiawi dalam tanah, juga harus diinget bahwa endapat yg keluar itu endapan pantai atau delta, sehingga aslinya airnya berupa air asin. Dan air asin ini mungkin sekali terjebak ketika pengendapan. Dengan demikian diperlukan treatment dahulu sebelum dibuang ke sungai (bila air tawar) atau ke laut (bila air asin). Nah secara sederhana treatment lumpur ini (inget ini hanya secara sederhana) digambarkan sebagai berikut.

treatment.gif Lumpur yang keluar dari lubang di tampung untuk diendapkan padatan (solid material)-nya. Tentunya akan lebih bagus kalau digalakkan penelitian pemanfaatan lumpur ini sehingga kita tidak memerlukan kolam (pond) yg banyak utk menampungnya.

Sebelum dibuang atau dialirkan ke sungai atau laut perlu dilihat apakah air ini cukup “aman” salah satu cara ya disebari saja dengan enceng gondok.

Masihkah drilling relief well tetap diperlukan ?

Melihat debit lumpur yang semakin besar ini maka usaha apapun perlu dilakukan. Namun saat ini tentunya sudah tidak mudah lagi. Kondisi bawah permukaan sudah tidak sesederhana menghadapi satu lubang sumur. Bisa jadi sumber dibawah sana berupa bidang rekahan (patahan) yang membelah batuan. Sehingga diperlukan analisa geometri tempat dan jalan keluarnya lumpur ini. Jika terjadi kesalahan juga akan menyebabkan keluarnya lumpur dari lubang yang lain. Dengan adanya kemungkinan hal ini, maka drilling /pengeboran relief well harus dilakukan dengan ekstra hati-hati.
Jadi kita masih harus sabar menghadapi luapan lumpur ini.

Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa

Unduh buku pedomanGempa bukan bencana yang mematikan, bangunan yang buruklah yang membunuh manusia.

“Earthquake did not kill people, the bad building did it”.

Selepas gempa biasanya manusia baru sadar akan konstruksi bangunan. Gempa bukan hanya sekedar bencana namun juga “wake-up call“, alarm yang menyadarkan. Pengingat akan bahaya, pengingat kematian, kepedulian, dan juga pengingat akan keberadaan dan kebesaran Tuhan.

Sebenernya seperti apa sih bangunan-bangunan tahan gempa itu ? Dibawah ini sebagian sari dari “Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa, Dilengkapi dengan, Metode dan Cara Perbaikan Konstruksi“.

Buku pedoman yang dibuat oleh Ditjen Cipta Karya ini diluncurkan tahun 2006. Pada tahap perencanaan bangunanPerencanaan bangunan rumah dan bangunan gedung yang dimuat dalam pedoman teknis ini mempertimbangkan:

  • a. Kondisi alam (termasuk keadaan geologi dan geofisik yang digambarkan oleh peta gempa, kondisi teknik, dan keadaan ekonomi pada suatu daerah dimana bangunan gedung dan rumah ini akan dibangun,
  • b. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang terkait dengan perencanaan struktur bangunan rumah dan gedung, seperti SNI-SNI yang tercantum dalam butir 1.2 Acuan Normatif dari pedoman teknis ini.
  • c. Kerusakan-kerusakan akibat gempa bumi yang pernah terjadi pada rumah dan gedung dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Indonesia.
  • d. Sistem struktur untuk bangunan gedung dan rumah tinggal pada umumnya hanya mengunakan dua macam sistem struktur, yaitu:
    • 1) Struktur dinding pemikul;
    • 2) Struktur rangka pemikul yang terdiri dari struktur rangka sederhana dengan dinding pengisi untuk menahan beban lateral (beban gempa) secara bersama-sama, dan struktur rangka balok dan kolom kaku untuk menahan beban lateral (dinding pengisi tidak diperhitungkan memikul beban).
Percepatan batuan dasar 500 tahunan

Percepatan batuan dasar 500 tahunan

microzonation-and-faultsrev2.jpg

.

Peta yang sudah ada saat ini memang masih merupakan peta skala besar yang bukan merupakan peta untuk kebutuhan tehnis konstruksi. Tentusaja ini perlu diupdate, diperbaharui serta dibuat dalam skala kecil sehingga lebih detail dan sesuai untuk kebutuhan konstruksi. Misalnya peta kerentanan gempa yang dibuat oleh jurusan T Geologi UGM yang ada di sebelah.

Saat ini belum banyak studi atau pemetaan kerentanan batuan dasar terhadap gempa. Badan Geologi (dulu P3G) sebenarnya telah memetakan peta geologi hampir seluruh Indonesia secara detil. Sekarang saatnya mengembangkan peta-peta itu menjadi peta yang lebih aplikatif seperti peta yang dibuat oleh T Geologi UGM itu. Selian itu perlu juga diketahui bahwa kondisi geolog-geofisik diatas perlu juga selalu di”update” (diperbaharui) karena daerah yang baru saja mengalami gempa memerlukan kajian ulang kerentanannya.

Buku Panduan : Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa

Buku yang dibuat oleh Ditjen Cipta Karya ini memuat bagaimana membuat bangunan rumah tinggal yang sederhana mulai dari fondasi yang kuat, konstruksi tulangan, serta bagaimana mengevaluasi serta restorasi (perbaikan) bangunan yang terkena gempa.

Salah satu contoh isi detil pedoman ini antara lain :

Fondasi

pondasi-1Sangat sederhana membuat fondasi rumah, namun fondasi yang kuat memerlukan pengetahuan yang cukup sehingga fondasi bangunan yang baik haruslah kokoh menyokong beban dan tahan terhadap perubahan termasuk getaran.

Penempatan fondasi juga perlu diperhatikan kondisi batuan dasarnya.Pada dasarnya fondasi yang baik adalah seimbang atau simetris. Baik konstruksi maupun kekuatan pendukungnya. Gambar disebelah kanan ini menunjukkan fondasi yang kurang baik. Lebih baik membuat rata bagian dasar peletak fondasi sebelum membuat fondasi itu sendiri.

pondasi-2

rumah-1

.

Tinggi Bangunan sangat tergantung dari tulangan kosntruksi. Tidak hanya fondasi sajaDemikian juga tinggi bangunan. Bangunan bertingkat tidak hanya tergantung dari fondasinya namun struktur tulangan juga sangat mempengaruhi ketinggian bangunan. Pemaksaan bangunan tentusaja akan sangat membahayakan konstruksi serta tentusaja membahayakan penghuni.

rumah-2

Detail konstruksi juga tersedia dalam buku ini. Misalnya sambungan antar bagian konstruksi (kolom dengan fondasi) yang sangat rawan terhadap getaran atau goyangan gempa.

Detail konstruksi tiang dan fondasi

Juga dalam buku ini terdapat cara memperkuat atau memperbaiki bangunan yang rusak akibat gempa.

Unduh buku pedoman

Unduh buku pedoman (5 MB)

Naah, Buku Panduan lengkapnya dapat diunduh disini :

Ditjen-Cipta-Karya-DPU-2006_Pedoman-Teknis-Rumah-Bangunan-Tahan-Gempa

=== Lapiran (contoh diskripsi kerusakan bangunan akibat gempa ===

Selain detail konstruksi, buku panduan ini juga memuat bagaimana mengidentifikasi kerusakan bangunan akibat gempa diantaranya :

Kategori Kerusakan

4.1.1 Kerusakan Ringan Non-Struktur

Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan nonstruktur apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :

  • a. retak halus (lebar celah lebih kecil dari 0,075 cm) pada plesteran
  • b. serpihan plesteran berjatuhan
  • c. mencakup luas yang terbatas

Tindakan yang perlu dilakukan adalah perbaikan (repair) secara arsitektur tanpa mengosongkan bangunan.

4.1.2 Kerusakan Ringan Struktur

Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat ringan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut : :

  • a. retak kecil (lebar celah antara 0,075 hingga 0,6 cm) pada dinding.
  • b. plester berjatuhan.
  • c. mencakup luas yang besar.
  • d. kerusakan bagian-bagian nonstruktur seperti cerobong, lisplang, dsb.
  • e. kemampuan struktur untuk memikul beban tidak banyak berkurang.
  • f. Laik fungsi/huni

Tindakan yang perlu dilakukan adalah perbaikan (repair) yang bersifat arsitektur agar daya tahan bangunan tetap terpelihara. Perbaikan dengan kerusakan ringan pada struktur dapat dilakukan tanpa mengosongkan bangunan.

4.1.3 Kerusakan Struktur Tingkat Sedang

Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat sedang apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :

  • a. retak besar (lebar celah lebih besar dari 0,6 cm) pada dinding;
  • b. retak menyebar luas di banyak tempat, seperti pada dinding pemikul beban, kolom; cerobong miring; dan runtuh;
  • c. kemampuan struktur untuk memikul beban sudah berkurang sebagian;
  • d. laik fungsi/huni.

Tindakan yang perlu dilakukan adalah :

  • a. restorasi bagian struktur dan perkuatan (strenghtening) untuk menahan beban gempa;
  • b. perbaikan (repair) secara arsitektur;
  • c. bangunan dikosongkan dan dapat dihuni kembali setelah proses restorasi selesai.

4.1.4 Kerusakan Struktur Tingkat Berat

Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat berat apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :

  • a. dinding pemikul beban terbelah dan runtuh;
  • b. bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur pengikat;
  • c. kira-kira 50% elemen utama mengalami kerusakan;
  • d. tidak laik fungsi/huni.

Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkan bangunan. Atau dilakukan restorasi dan perkuatan secara menyeluruh sebelum bangunan dihuni kembali. Dalam kondisi kerusakan seperti ini, bangunan menjadi sangat berbahaya sehingga harus dikosongkan

4.1.5 Kerusakan Total

Suatu bangunan dikategorikan sebagai rusak total / roboh apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :

  • a. Bangunan roboh seluruhnya ( > 65%)
  • b. Sebagian besar komponen utama struktur rusak
  • c. Tidak laik fungsi/ huni

Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkan bangunan, membersihkan lokasi, dan mendirikan bangunan baru.

sumber: http://rovicky.wordpress.com/2009/09/09/pedoman-teknis-rumah-dan-bangunan-gedung-tahan-gempa/

Benua Geologi, Benua Sejarah, dan Benua Khayalan,

Ada banyak benua yang dikenal hingga saat ini juga ada beberapa tipe atau jenis benua yang sudah dikenal.

Ada benua yang memang saat ini ada dan bener-bener ada, dan ada yang adanya dimasa lalu karena proses pergerakan kerak-kerak benua ini, juga ada yang saat ini hanya tinggal sebagai sejarah. Termasuk juga benua-benua mitos dan ada dalam khalayan saja. Diataranya …. benua ATLANTIS !

Sangat menarik mengetahui benua-benua ini, baik untuk pelajaran geografi, sejarah, bahkan untuk dongengan

Benua-benua di dunia

Model benua, ada 4 hingga 7 benua.

Benua atau continent adalah daratan yang sangat luas. Seringkali satu daratan luas disebut sebagai benua karena memiliki ciri khusus. Karena perbedaan ciri-ciri ini baik secara geografi dan geologi, maka pembagian benua di dunia ini ada yang menyebutkan 4 benua ada yang menyebutkan 7 benua.

Benua-benua yang ada saat inipun jumlahnya bisa berbeda-beda tergantung mana-mana saja yang dikelompokkan.

Superbenua Geologi
  • Gondwana
  • Laurasia
  • Pangaea
  • Pannotia
  • Rodinia
  • Columbia
  • Kenorland
  • Nena
  • Ur
  • Vaalbara
Benua Sejarah
  • Arctica
  • Asiamerica
  • Atlantica
  • Avalonia
  • Baltica
  • Cimmeria
  • Congo craton
  • Euramerica
  • Kalaharia
  • Kazakhstania
  • Laurentia
  • Siberia
  • South China
  • Ur
Benua yang tenggelam
  • Kerguelen Plateau
  • Zealandia
Superbenua masa depan
  • Pangaea Ultima
  • Amasia
Benua mistis atau Benua teoritis
  • Atlantis
  • Lemuria
  • Meropis
  • Mu
  • Terra Australis

Benua geologi

Pangea BenuaSuper yg ada 225 tahun yang lalu.

Pangea

Benuasuper Pangea merupakan benua tua yang ada pada 225 juta tahun lalu. Benua Pangea ini merupakan hasil rekonstruksi benua-benua yang ada saat ini yang dikembalikan menjadi satu superbenua yang terdiri atas kerak-kerak benua.

Pangaea atau Pangea (pan berarti keseluruhan, seluruh dan gaia berarti Bumi dalam Bahasa Yunani Kuno) adalah Superbenua yang sangat besar pada zaman Paleozoikum dan Mesozoikum sekitar 250-225 juta tahun yang lalu, sebelum akhirnya terbelah atau terpecah menjadi beberapa potong benua atau lempeng lalu menyebar ke seluruh permukaan bumi.

Supercontinent Pangea terpecah menjadi dua menjadi Gondwana dan Laurasia.

Banyak teori yang menjelaskan “berkumpulnya” kembali benua-benua ini setelah sebelumnya terapung-apung.

Teori lempeng tektonik ini juga mengenal semacam siklus pergerakan benua-benua ini yang terpisah-berkumpul-terpisah … yang terjadi berulang-ulang.

Gondwana dan Laurasia

Gondwana dan Laurasia

Benua dalam geologi yang paling sering dikenal adalah Gondwana dan Lurasia. Gondwana Supercontinent mulai terpecah pecah pada masa Jura (Jurassic) (sekitar 160 juta tahun yang lampau), diawali dengan benua Afrika terpisah menuju arah utara secara perlahan.

Kemudian blok daratan besar, yang saat ini dikenal sebagai anak benua India, memisahkan diri dari supercontinent pada masa Kapur (Cretaceous) awal sekitar 125 juta tahun yang lampau. Daratan berikut yang memisahkan diri adalah yang dikenal sekarang sebagai Selandia Baru, pada masa sekitar 80 juta tahun yang lampau; diikuti daratan benua Australia dan pulau Irian bergerak menuju arah utara sekitar 55 juta tahun yang lampau.

Selain benua-benua diatas dalam ilmu geologi juga dikenal benua benua lain seperti

Benua-benua geologi diatas merupakan benua-benua yang direkonstruksi berdasarkan ilmu tektonik. Kerak-kerak benua ini dikembalikan ke asalnya sebelum mulai “mengembara” pada kala berikutnya. Lihat rekonstruksi benua-benua ini di gambar paling atas.

Selanjutnya tunggu saja kisah benua sejarah dan juga benua mitos termasuk Atlantis.

sumber: http://rovicky.wordpress.com/2009/11/27/benua-geologi-benua-sejarah-benua-khayalan/

Senin, 23 November 2009

introduction

pengenalan


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by ArchitecturesDesign.Com Beautiful Architecture Homes